Brooks,
Leonard J., Business & Professional Ethics for Accountants, South Western
College Publishing, 2000 atau edisi terbaru.
Prilaku Etika Bisnis Lingkungan
bisnis yang mempunyai prilaku etika, dalam menciptakan etika bisnis ada
beberapahal yang diperhatikan antara lain adalah pengendalian diri,
pengembangan tanggung jawab sosial, mempertahankan jati diri, menciptakan
persaingan yang sehat, menerapkan konsep pembangunan yang
berkelanjutan, dan menghindarisifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi,
Kolusi, dan Komisi) mampu mengatakan yang benar.
A.
Lingkungan Bisnis
yang mempengaruhi Perilaku Etika
Adalah segala sesuatu yang
mempengaruhi aktivitas bisnis dalam suatu lembanga organisasi atau perubahan.
Faktor – factor yang mempengaruhi lingkungan bisnis adalah :
1.
Lingkungan internal
Segala sesuatu didalam organisasi atau perusahaan yang akan mempengaruhi organisasi
atau perusahaan tersebut.
2.
Lingkungan
Eksternal Segala sesuatu di luar batas-batas organisasi atau perusahaan yang
mempengaruhi organisasiatau perusahaan. Perubahan lingkungan bisnis yang semakin
tidak menentu dan situasi bisnis yang semakinkomperatif menimbulkan pesaingan
yang semakin tajam.
B.
SALING
KETERGANTUNGAN ANTARA BISNIS DAN MASYARAKAT
Pada kenyataan yang ada pada saat ini, masih banyak dari masyarakat yang
belum mengenali apa itu etika dalam berbisnis bahkan sebagian besar masyarakat
beranggapan bahwa berbisnis tidak perlu menggunakan etika, karena urusan etika
hanya berlaku di masyarakat yang memiliki kultur budaya yang kuat. Ataupun
etika hanya menjadi wilayah pribadi seseorang. Tetapi pada kenyataannya etika
tetap saja masih berlaku dan banyak diterapkan di masyarakat itu sendiri.
Bagaimana dengan di lingkungan perusahaan? Perusahaan juga sebuah organisasi
yang memiliki struktur yang cukup jelas dalam pengelolaannya. Ada banyak interaksi
antar pribadi maupun institusi yang terlibat di dalamnya. Dengan begitu
kecenderungan untuk terjadinya konflik dan terbukanya penyelewengan sangat
mungkin terjadi. Baik dalam tataran manajemen ataupun personal dalam setiap
team maupun hubungan perusahaan dengan lingkungan sekitar. Untuk itu etika
ternyata diperlukan sebagai kontrol akan kebijakan, demi kepentingan perusahaan
itu sendiri Oleh karena itu kewajiban perusahaan adalah mengejar berbagai
sasaran jangka panjang yang baik bagi masyarakat. Terdapat dua pandangan
tanggung jawab sosial, yaitu :
·
Pandangan klasik
Pandangan ini
menyatakan bahwa tanggung jawab sosial manajemen hanyalah memaksimalkan laba
(profit oriented). Pada pandangan ini manajer mempunyai kewajiban menjalankan
bisnis sesuai dengan kepentingan terbesar pemilik saham karena kepentingan
pemilik saham adalah tujuan utama perusahaan.
·
Pandangan sosial
ekonomi
Pandangan ini
menyatakan bahwa tanggung jawab sosial manajemen bukan sekedar menghasilkan
laba, tetapi juga mencakup melindungi dan meningkatkan kesejahteraan sosial.
Pandangan ini juga berpendapat bahwa perusahaan bukan intitas independent yang
bertanggung jawab hanya terhadap pemegang saham, tetapi juga terhadap
masyarakat.
C.
Kepedulian pelaku
bisnis terhadap etika
Etika di dalam bisnis sudah tentu harus disepakati oleh orang-orang yang
berada dalam kelompok bisnis serta kelompok yang terkait lainnya. Hal ini
diperlukan karena hubungan yang ada tidak hanya menyangkut hubungan antara
pengusaha dengan pengusaha, tetapi mempunyai kaitan secara emosional.
Agar etika bisnis dapat berjalan dengan baik, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan, antara lain ialah :
1.
Pengendalian diri
2.
Pengembangan
tanggung jawab sosial (social responsibility)
3.
Mempertahankan jati
diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi
4.
Menciptakan
persaingan yang sehat
5.
Menerapkan konsep
“pembangunan berkelanjutan”
6.
Menghindari sifat
5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi)
7.
Mampu menyatakan
yang benar itu benar
8.
Menumbuhkan sikap
saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha kebawah
9.
Konsekuen dan
konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama
10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah
disepakati.
D.
Perkembangan Dalam
Etika Bisnis
Diakui bahwa sepanjang sejarah
kegiatan perdagangan atau bisnis tidak pernah luput dari sorotan etika.
Perhatian etikauntuk bisnis dapat dikatakan seumur dengan bisnis itu sendiri.
Perbuatan menipu dalam bisnis , mengurangitimbangan atau takaran, berbohong
merupakan contoh-contoh kongkrit adanya hubungan antara etika dan bisnis.
E.
Etika Bisnis dan
Akuntan
Dalam menjalankan profesinya seorang akuntan di Indonesia diatur oleh
suatu kode etik profesi dengan nama kode etik Ikatan Akuntan Indonesia. Kode
etik Ikatan Akuntan Indonesia merupakan tatanan etika dan prinsip moral yang
memberikan pedoman kepada akuntan untuk berhubungan dengan klien, sesama
anggota profesi dan juga dengan masyarakat. Selain dengan kode etik akuntan
juga merupakan alat atau sarana untuk klien, pemakai laporan keuangan atau
masyarakat pada umumnya, tentang kualitas atau mutu jasa yang diberikannya
karena melalui serangkaian pertimbangan etika sebagaimana yang diatur dalam
kode etik profesi. Akuntansi sebagai profesi memiliki kewajiban untuk
mengabaikan kepentingan pribadi dan mengikuti etika profesi yang telah
ditetapkan. Kewajiban akuntan sebagai profesional mempunyai tiga kewajiban
yaitu; kompetensi, objektif dan mengutamakan integritas. Kasus enron, xerok,
merck, vivendi universal dan bebarapa kasus serupa lainnya telah membuktikan
bahwa etika sangat diperlukan dalam bisnis. Tanpa etika di dalam bisnis, maka
perdaganan tidak akan berfungsi dengan baik. Kita harus mengakui bahwa
akuntansi adalah bisnis, dan tanggung jawab utama dari bisnis adalah
memaksimalkan keuntungan atau nilai shareholder. Tetapi kalau hal ini dilakukan
tanpa memperhatikan etika, maka hasilnya sangat merugikan. Banyak orang yang
menjalankan bisnis tetapi tetap berpandangan bahwa, bisnis tidak memerlukan
etika.
Duska,
Ronald F. and Brenda Shay Duska, Accounting Ethics, Blackwell Publishing, 2003
atau edisi terbaru
Etika bisnis memiliki definisi yang
hampir sama dengan etika profesi, namun secara lebih rinci. Etika
bisnis adalah perilaku etis atau tidak etis yang dilakukan oleh
pimpinan, manajer, karyawan, agen, atau perwakilan suatu perusahaan.
untuk terciptanya etika didalam bisnis yang sesuai
dengan budi pekerti luhur, ada beberapa yang perlu diperhatikan, antara lain :
·
Pengendalian diri
·
Pengembangan tenggung jawab sosial
·
Mempertahankan jati diri
·
Menciptakan persaingan yang sehat
·
Menerapkan konsep pembangunan yang
berkelanjutan.
· Faktor
yang mempengaruhi Perilaku Etika. Tiga faktor utamanya, yaitu :
1. Perbedaan
Budaya.
Perilaku bisnis orang Indonesia tentu saja berbeda
dengan Negara lain. Hal yang sama, daerah atau kota tertentu berbeda perilaku
bisnisnya dengan daerah lain.
2. Pengetahuan.
Semakin banyak hal yang diketahui dan semakin baik
seseorang memahami suatu situasi, semakin baik pula kesempatannya dalam membuat
keputusan-keputusan yang etis. Ketidaktahuan bukanlah alasan yang dapat
diterima dalam pandangan hukum, termasuk masalah etika.
3. Perilaku
Organisasi
Dasar etika bisnis adalah bersifat kesadaran etis dan
meliputi standar-standar perilaku. Banyak organisasi menyadari betul perlunya
menetapkan peraturan-peraturan perusahaan terkait perilaku dan menyediakan
tenaga pelatih untuk memperkenalkan dan memberi pemahaman tentang permasalahan
etika.
Ada beberapa factor lain yang mempengaruhi Perilaku
etika bisnis, yaitu :
- Physical
Kualitas air dan udara, keamanan
- Moral
Kebutuhan akan kejujuran (fairness) dan keadilan
(equity)
- Bad
Judgment
Kesalahan operasi, kompensasi eksekutif
- Activist
Shareholders
Shareholders etis, konsumen dan environmentalist
- Economic
Kelemahan, tekanan utk bertahan
- Competition
Tekanan global
- Financial
Malfeasance
Berbagai skandal akuntansi dan keuangan
- Governance
Failures
Pengakuan thd arti penting good governance dan isu-isu
etika
- Accountability
Kebutuhan akan transparansi
- Synergy
Publikasi, perubahan-perubahan yang berhasil
- Institutional
Reinforcement
Hukum/UU baru utk mereformasi praktik bisnis dan
profesi
KESALING TERGANTUNGAN ANTARA BISNIS DAN MASYARAKAT
Perusahaan yang merupakan suatu lingkungan bisnis juga sebuah organisasi yang memiliki struktur yag cukup jelas dalam pengelolaannya. ada banyak interaksi antar pribadi maupun institusi yang terlibat di dalamnya. Dengan begitu kecenderungan untuk terjadinya konflik dan terbukanya penyelewengan sangat mungkin terjadi. baik di dalam tataran manajemen ataupun personal dalam setiap tim maupun hubungan perusahaan dengan lingkungan sekitar. untuk itu etika ternyata diperlukan sebagai kontrol akan kebijakan, demi kepentingan perusahaan itu sendiri. Oleh karena itu kewajiban perusahaan adalah mengejar berbagai sasaran jangka panjang yang baik bagi masyarakat.
Berikut adalah beberapa hubungan kesaling tergantungan antara bisnis dengan masyarakat.
Perusahaan yang merupakan suatu lingkungan bisnis juga sebuah organisasi yang memiliki struktur yag cukup jelas dalam pengelolaannya. ada banyak interaksi antar pribadi maupun institusi yang terlibat di dalamnya. Dengan begitu kecenderungan untuk terjadinya konflik dan terbukanya penyelewengan sangat mungkin terjadi. baik di dalam tataran manajemen ataupun personal dalam setiap tim maupun hubungan perusahaan dengan lingkungan sekitar. untuk itu etika ternyata diperlukan sebagai kontrol akan kebijakan, demi kepentingan perusahaan itu sendiri. Oleh karena itu kewajiban perusahaan adalah mengejar berbagai sasaran jangka panjang yang baik bagi masyarakat.
Berikut adalah beberapa hubungan kesaling tergantungan antara bisnis dengan masyarakat.
·
Hubungan antara bisnis dengan
langganan / konsumen
Hubungan antara bisnis dengan langgananya adalah
hubungan yang paling banyak dilakukan, oleh karena itu bisnis haruslah menjaga
etika pergaulanya secara baik. Adapun pergaulannya dengan langganan ini dapat
disebut disini misalnya saja :
Kemasan yang berbeda-beda membuat konsumen sulit untuk
membedakan atau mengadakan perbandingan harga terhadap produknya.
Bungkus atau kemasan membuat konsumen tidak dapat mengetahui isi didalamnya,
Pemberian servis dan terutama garansi adalah merupakan tindakan yang sangat etis bagi suatu bisnis.
Bungkus atau kemasan membuat konsumen tidak dapat mengetahui isi didalamnya,
Pemberian servis dan terutama garansi adalah merupakan tindakan yang sangat etis bagi suatu bisnis.
·
Hubungan dengan karyawan
Manajer yang pada umumnya selalu berpandangan untuk
memajukan bisnisnya sering kali harus berurusan dengan etika pergaulan dengan
karyawannya. Pergaulan bisnis dengan karyawan ini meliputi beberapa hal yakni :
Penarikan (recruitment), Latihan (training), Promosi atau kenaikan pangkat,
Tranfer, demosi (penurunan pangkat) maupun lay-off atau pemecatan / PHK
(pemutusan hubungan kerja).
·
Hubungan antar bisnis
Hubungan ini merupakan hubungan antara perusahaan yang
satu dengan perusahan yang lain. Hal ini bisa terjadi hubungan antara
perusahaan dengan para pesaing, grosir, pengecer, agen tunggal maupun
distributor.
·
Hubungan dengan Investor
Perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas dan
terutama yang akan atau telah “go publik” harus menjaga pemberian informasi
yang baik dan jujur dari bisnisnya kepada para insvestor atau calon
investornya. prospek perusahan yang go public tersebut. Jangan sampai
terjadi adanya manipulasi atau penipuan terhadap informasi terhadap hal ini.
·
Hubungan dengan
Lembaga-Lembaga Keuangan
Hubungan dengan lembaga-lembaga keuangan terutama
pajak pada umumnya merupakan hubungan pergaulan yang bersifat finansial.
KEPEDULIAN PELAKU BISNIS TERHADAP ETIKA
Etika bisnis dalam suatu perusahaan mempunyai peranan yang sangat penting, yaitu untuk membentuk suatu bisnis yang kokoh dan kuat dan mempunyai daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan untuk menciptakan nilai yang tinggi. Perilaku etis dalam kegiatan berbisnis adalah sesuatu yang penting demi kelangsungan hidup bisnis itu sendiri. Bisnis yang tidak etis akan merugikan bisnis itu sendiri terutama jika dilihat dari perspektif jangka panjang. Bisnis yang baik bukan saja bisnis yang menguntungkan, tetapi bisnis yang baik adalah selain bisnis tersebut menguntungkan juga bisnis yang baik secara moral.
Tolak ukur dalam etika bisnis adalah standar moral. Seorang pengusaha yang beretika selalu mempertimbangkan standar moral dalam mengambil keputusan, apakah keputusan ini dinilai baik atau buruk oleh masyarakat, apakah keputusan ini berdampak baik atau buruk bagi orang lain, atau apakah keputusan ini melanggar hukum.
Dalam menciptakan etika bisnis perlu diperhatikan beberapa hal, antara lain pengendalian diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi, pengembangan tanggung jawab sosial, mempertahankan jati diri, menciptakan persaingan yang sehat, menerapkan konsep pembangunan yang berkelanjutan, mampu menyatakan hal yang benar, Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha kebawah, Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama dan lain sebagainya.
PERKEMBANGAN DALAM ETIKA BISNIS
Kegiatan perdagangan atau bisnis tidak pernah luput dari sorotan etika. Perhatian etika untuk bisnis dapat dikatakan seumur dengan bisnis itu sendiri. Perbuatan menipu dalam bisnis , mengurangi timbangan atau takaran, berbohong merupakan contoh-contoh kongkrit adanya hubungan antara etika dan bisnis.
ETIKA BISNIS DALAM AKUNTANSI
Kegiatan perdagangan atau bisnis tidak pernah luput dari sorotan etika. Perhatian etika untuk bisnis dapat dikatakan seumur dengan bisnis itu sendiri. Perbuatan menipu dalam bisnis , mengurangi timbangan atau takaran, berbohong merupakan contoh-contoh kongkrit adanya hubungan antara etika dan bisnis.
ETIKA BISNIS DAN AKUNTAN
Amerika Serikat yang selama ini dianggap sebagai Negara super power dan juga kiblat ilmu pengetahuan termasuk displin ilmu akuntansi harus menelan kepahitan. Skandal bisnis yang terjadi seakan menghilangkan kepercayaan oleh para pelaku bisnis dunia tentang praktik Good Corporate Governance di Amerika Serikat. Banyak perusahaan yang melakukan kecurangan diantaranya adalah TYCO yang diketahui melakukan manipulasi data keuangan (tidak mencantumkan penurunan aset), disamping melakukan penyelundupan pajak. Global Crossing termasuk salah satu perusahaan terbesar telekomunikasi di Amerika Serikat dinyatakan bangkrut setelah melakukan sejumlah investasi penuh resiko. Enron yang hancur berkeping terdapat beberapa skandal bisnis yang menimpa perusahaan-perusahaan besar di Amerika Serikat. Worldcom juga merupakan salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di Amerika Serikat melakukan manipulasi keuangan dengan menutupi pengeluaran US$3.8 milyar untuk mengesankan pihaknya menuai keuntungan, padahal kenyataannya rugi. Xerox Corp. diketahui memanipulasi laporan keuangan dengan menerapkan standar akunting secara keliru sehingga pembukuan perusahaan mencatat laba US $ 1.4 milyar selama 5 tahun. Dan masih banyak lagi.
KEPEDULIAN PELAKU BISNIS TERHADAP ETIKA
Etika bisnis dalam suatu perusahaan mempunyai peranan yang sangat penting, yaitu untuk membentuk suatu bisnis yang kokoh dan kuat dan mempunyai daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan untuk menciptakan nilai yang tinggi. Perilaku etis dalam kegiatan berbisnis adalah sesuatu yang penting demi kelangsungan hidup bisnis itu sendiri. Bisnis yang tidak etis akan merugikan bisnis itu sendiri terutama jika dilihat dari perspektif jangka panjang. Bisnis yang baik bukan saja bisnis yang menguntungkan, tetapi bisnis yang baik adalah selain bisnis tersebut menguntungkan juga bisnis yang baik secara moral.
Tolak ukur dalam etika bisnis adalah standar moral. Seorang pengusaha yang beretika selalu mempertimbangkan standar moral dalam mengambil keputusan, apakah keputusan ini dinilai baik atau buruk oleh masyarakat, apakah keputusan ini berdampak baik atau buruk bagi orang lain, atau apakah keputusan ini melanggar hukum.
Dalam menciptakan etika bisnis perlu diperhatikan beberapa hal, antara lain pengendalian diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi, pengembangan tanggung jawab sosial, mempertahankan jati diri, menciptakan persaingan yang sehat, menerapkan konsep pembangunan yang berkelanjutan, mampu menyatakan hal yang benar, Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha kebawah, Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama dan lain sebagainya.
PERKEMBANGAN DALAM ETIKA BISNIS
Kegiatan perdagangan atau bisnis tidak pernah luput dari sorotan etika. Perhatian etika untuk bisnis dapat dikatakan seumur dengan bisnis itu sendiri. Perbuatan menipu dalam bisnis , mengurangi timbangan atau takaran, berbohong merupakan contoh-contoh kongkrit adanya hubungan antara etika dan bisnis.
ETIKA BISNIS DALAM AKUNTANSI
Kegiatan perdagangan atau bisnis tidak pernah luput dari sorotan etika. Perhatian etika untuk bisnis dapat dikatakan seumur dengan bisnis itu sendiri. Perbuatan menipu dalam bisnis , mengurangi timbangan atau takaran, berbohong merupakan contoh-contoh kongkrit adanya hubungan antara etika dan bisnis.
ETIKA BISNIS DAN AKUNTAN
Amerika Serikat yang selama ini dianggap sebagai Negara super power dan juga kiblat ilmu pengetahuan termasuk displin ilmu akuntansi harus menelan kepahitan. Skandal bisnis yang terjadi seakan menghilangkan kepercayaan oleh para pelaku bisnis dunia tentang praktik Good Corporate Governance di Amerika Serikat. Banyak perusahaan yang melakukan kecurangan diantaranya adalah TYCO yang diketahui melakukan manipulasi data keuangan (tidak mencantumkan penurunan aset), disamping melakukan penyelundupan pajak. Global Crossing termasuk salah satu perusahaan terbesar telekomunikasi di Amerika Serikat dinyatakan bangkrut setelah melakukan sejumlah investasi penuh resiko. Enron yang hancur berkeping terdapat beberapa skandal bisnis yang menimpa perusahaan-perusahaan besar di Amerika Serikat. Worldcom juga merupakan salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di Amerika Serikat melakukan manipulasi keuangan dengan menutupi pengeluaran US$3.8 milyar untuk mengesankan pihaknya menuai keuntungan, padahal kenyataannya rugi. Xerox Corp. diketahui memanipulasi laporan keuangan dengan menerapkan standar akunting secara keliru sehingga pembukuan perusahaan mencatat laba US $ 1.4 milyar selama 5 tahun. Dan masih banyak lagi.
Kesimpulan :
Etika bisnis memiliki definisi yang hampir sama dengan
etika profesi, namun secara lebih rinci. Etika bisnisadalah perilaku
etis atau tidak etis yang dilakukan oleh pimpinan, manajer, karyawan, agen,
atau perwakilan suatu perusahaan, dan yang dapat mempengaruhi perilaku etika
yaitu : perbedaan budaya, pengetahuan, dan perilaku organisasi. Dan ada
beberapa kepedulian pelaku bisnis terhadap etika salah satunya yaitu etika
bisnis dalam akuntansi Kegiatan perdagangan atau bisnis tidak pernah luput
dari sorotan etika. Perhatian etika untuk bisnis dapat dikatakan seumur dengan
bisnis itu sendiri. Perbuatan menipu dalam bisnis , mengurangi timbangan atau
takaran, berbohong merupakan contoh-contoh kongkrit adanya hubungan antara
etika dan bisnis.
IFAC Ethics Committee, IFAC Code of Ethics for
Professional Accountans, International Federation of Accountants.
1. Lingkungan bisnis yang mempengaruhi Perilaku
Etika
Lingkungan bisnis yang mempengaruhi etika
adalah lingkungan makro dan lingkungan mikro. Lingkungan makro yang dapat
mempengaruhi kebiasaan yang tidak etis yaitu bribery, coercion, deception, theft,
unfair dan discrimination. Maka dari itu dalam perspektif mikro, bisnis harus
percaya bahwa dalam berhubungan dengan supplier atau vendor, pelanggan dan
tenaga kerja atau karyawan. ”Etika bisnis merupakan pola bisnis yang tidak
hanya peduli pada profitabilitasnya saja, tapi juga memerhatikan kepentingan
stakeholder-nya. Etika bisnis tidak bisa terlepas dari etika personal,
keberadaan mereka merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan dan keberadaannya
saling melengkapi. Etika bisnis sesorang merupakan perpanjangan moda-moda
tingkah lakunya atau tindakan-tindakan konstan, yang membentuk keseluruhan
citra diri atau akhlak orang itu. Etika bisnis merupakan salah satu bagian dari
prinsip etika yang diterapkan dalam dunia bisnis. Istilah etika bisnis
mengandung pengertian bahwa etika bisnis merupakan sebuah rentang aplikasi
etika yang khusus mempelajari tindakan yang diambil oleh bisnis dan pelaku
bisnis. Beberapa faktor yang mempengaruhi harapan publik (etik) pada lingkungan
bisnis :
§
Physical Kualitas dari udara dan air terjaga
§
Moral Keinginan bersikap adil
§
Financial malfeasance Banyaknya perbuatan yang memalukan (skandal)
§
Economic Kesalahan memberikan dorongan untuk bangkit
§
Competition Tekanan dan dorongan global
§
Bad judgement Kesalahan operasi, keringanan bagi kalangan eksekutif
§
Activist stakeholders Etika investor, pelanggan dan lingkungan
§
Synergy Perubahan yang sukses
§
Institutional reinforcement Hukum baru
2. Kesaling Tergantungan antara Bisnis dan
masyarakat
Sebagai bagian dari
masyarakat, tentu bisnis tunduk pada norma-norma yang ada pada masyarakat. Tata
hubungan bisnis dan masyarakat yang tidak bisa dipisahkan itu membawa serta
etika-etika tertentu dalam kegiatan bisnisnya, baik etika itu antara sesama
pelaku bisnis maupun etika bisnis terhadap masyarakat dalam hubungan langsung
maupun tidak langsung. Dengan memetakan pola hubungan dalam bisnis seperti itu
dapat dilihat bahwa prinsip-prinsip etika bisnis terwujud dalam satu pola
hubungan yang bersifat interaktif. Hubungan ini tidak hanya dalam satu negara,
tetapi meliputi berbagai negara yang terintegrasi dalam hubungan perdagangan
dunia yang nuansanya kini telah berubah. Perubahan nuansa perkembangan dunia
itu menuntut segera dibenahinya etika bisnis. Pasalnya, kondisi hukum yang
melingkupi dunia usaha terlalu jauh tertinggal dari pertumbuhan serta
perkembangan dibidang ekonomi. Jalinan hubungan usaha dengan pihak-pihak lain
yang terkait begitu kompleks. Akibatnya, ketika dunia usaha melaju pesat, ada
pihak-pihak yang tertinggal dan dirugikan, karena peranti hukum dan aturan main
dunia usaha belum mendapatkan perhatian yang seimbang.
3.
Kepedulian pelaku
bisnis terhadap etika
Pelaku bisnis
dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam bentuk
“uang” dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi.
Artinya sebagai contoh kesempatan yang dimiliki oleh pelaku bisnis untuk
menjual pada tingkat harga yang tinggi sewaktu terjadinya excess demand harus
menjadi perhatian dan kepedulian bagi pelaku bisnis dengan tidak memanfaatkan
kesempatan ini untuk meraup keuntungan yang berlipat ganda. Jadi, dalam keadaan
excess demand pelaku bisnis harus mampu mengembangkan dan memanifestasikan
sikap tanggung jawab terhadap masyarakat sekitarnya. Tanggung jawab sosial bisa
dalam bentuk kepedulian terhadap masyarakat di sekitarnya, terutama dalam hal
pendidikan, kesehatan, pemberian latihan keterampilan, dll.
4.
Perkembangan dalam
etika bisnis
Di akui bahwa
sepanjang sejarah kegiatan perdagangan atau bisnis tidak pernah lluput dari
sorotan etika. Perhatian etika untuk bisnis dapat dikatakan seumur dengan
bisnis itu sendiri. Perbuatan menipu dalam bisnis , mengurangi timbangan atau takaran, berbohong merupakan
contoh-contoh kongkrit adanya hubungan antara etika dan bisnis. Namun denikian
bila menyimak etika bisnis sperti dikaji dan dipraktekan sekarang, tidak bisa
disangkal bahwa terdapat fenomena baru dimana etika bisnis mendapat perhatian
yang besar dan intensif sampai menjadi status sebagai bidang kajian ilmiah yang berdiri
sendiri.
Etika bisnis mencapai
status ilmiah dan akademis dengan identitas sendiri, pertama kali timbul di
amerika serikat pada tahun 1970-an. Untuk memahaminya, menurut Richard De
George, prtama-tama perlu membedakan antara ethics in business dan business
ethics. Sejak ada bisnis, sejak itu pula dihubungkan dengan etika, sebagaimana
etika selalu dikaitkan dengan wilayah-wilayah lain dalam kehidupan manusia
seprti politik, keluarga, sksualitas dan lain-lain. Inilah etika dalam bisnis,
tetapi belum memiliki identitas dan corak tersendiri.
5.
Etika Bisnis dan Akuntan
Merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek
yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis
dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun
hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham,
masyarakat. Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh
karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan
pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan
sikap yang profesional.
Macam-macam teori etika bisnis, yaitu:
a.
Utilitarisme (utilitarianism)
Utilitarisme berarti suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi
manfaat itu harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat
sebagai keseluruhan jadi tidak boleh dimengerti dengan cara egoistis.
b.
b.Deontologi Deontologi lebih menekankan
pada perbuatan yang tidak dihalalkan karena tujuannya maksudnya kita tidak
pernah boleh melakukan sesuatu yang jahat supaya dihasilkan sesuatu yang baik.
c.
Teori Hak Teori Hak ini adalah
pendekatan yang paling banyak dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya suatu
perbuatan atau perilaku. Sebetulnya teori hak merupakan suatu aspek dari teri
deontologi, karena hak berkaitan dengan kewajiban.
d.
d.Teori Keutamaan Dalam teori keutamaan,
baik buruknya perilaku manusia dipastikan berdasarkan suatu prinsip atau norma.
Kalau sesuai dengan norma, suatu perbuatan adalah baik, kalau tidak sesuai,
perbuatan adalah buru
Refernsi :
Brooks, Leonard J. 2007. Etika Bisnis
& Profesi, Edisi 5. Penerbit Salemba Empat
Duska, Ronald, Brenda Shay Duska and Julie Ragatz. 2011. Accounting
Ethics. Blackwell Publishing Ltd. United Kingdom.
Abdullah, Syukry dan Abdul Halim. 2002.
Pengintegrasian Etika dalam Pendidikan dan Riset Akuntansi . Kompak, STIE YO.
Sukrisno Agoes. 1996. Penegakkan Kode Etik
Akuntan Indonesia. Makalah dalam Konvensi Nasional Akuntansi III. IAI.
0 komentar:
Posting Komentar